~ Sekedar tulisan, tidak lebih ~

Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]

"Terkadang kita suka sekali kesal dengan tingkah seekor nyamuk, mempermainkan emosi kita dengan gaya terbangnya yang ugal-ugalan, menantang kita dengan suaranya langsung didepan telinga, dan hinggap dengan santainya berharap sebuah hukuman tapak dewa layaknya sun go kong. Lalu bagaimana kisahnya ?"
Alkisah, disebuah desa nyamuk bernama kaleng bekas, dengan takdir tuhan dihidupkanlah sekelompok nyamuk tropis yang lazim kita sebut jentik, seiring berjalannya waktu mereka tumbuh menjadi nyamuk puber yang gagah lagi perkasa.

Suatu ketika sudah tibalah saatnya mereka melakukan wajib militer untuk keberlangsungan kehidupan mereka serta demi kejayaan para nyamuk di seluruh muka bumi yang jumlahnya sekitar 3000an spesies. Dengan semangat berapi-api para nyamuk mendaftar dengan sukarela dan berkumpul di sebuah area bernama selokan 51.

Mereka berkumpul dari berbagai kawasan namun dengan muara yang sama yaitu genangan. Disana, mereka diajarkan cara terbang yang baik dan benar mulai dari bagaimana caranya take off, cara menghindari serangan, menukik, dan pastinya sebuah ilmu penerbangan termahsyur di seluruh Republik Nyamuk Raya yang mereka cintai dan banggakan yaitu plakngerang style, dimana mereka akan diajarkan bagaimana cara membuat senjata makan tuan bagi para musuhnya.

Selain itu mereka diajarkan pula bagaimana cara makan tak kasat mata yang tak dirasakan manusia, cara memilih pelumas yang baik dan benar untuk merawat onderdil pipa bor agar tak gampang patah dan aus, serta sebuah ajian turun temurun bernama halimuNOS.

Latihan demi latihan terus dilakukan. Mereka terus ditempa agar menjadi nyamuk-nyamuk tangguh di segala medan. Sakit pinggang, susah buang air besar, ambeyen, mereka lupakan demi kebaikan dan kejayaan serta kepuasan dan ambisi pribadi mereka.

Tibalah saatnya mereka melakukan test drive untuk pertamakali sebagai single pilot. Mode dua pilot sudah lama dihapuskan karena menjadi bahan ejekan netizen dari bangsa lain terutama semut karena metode tersebut lazim dipakai untuk kawin.

Sebuah team akhirnya terbentuk terdiri dari empat nyamuk dengan nilai kamlaud mereka menguasai berbagai bahasa hewan lain terutama semut yang selalu nyinyir, mereka juga fasih berbahasa benua seberang seperti arab inggris mandarin karena instruktur mereka pun dari berbagai bangsa.

Mereka menamakan kelompok mereka Cataflam yang terdiri dari Cade, Tarkim, Flo, dan Sam. Setelah saling melihat CV satu sama lainya, usut punya usut nama Flo didapat karena ia lahir di dalam botol minuman floridina. 

Pada hari yang telah ditentukan, mereka datang ke sebuah warnet untuk mencari makan sekaligus mengaplikasikan keahlian yang mereka dapat saat wajib militer. Cade menghampiri target yang sedang bermain game sementara ketiga temannya hanya melihat dari kejauhan. Cade yang dilanda lapar makan terlebih dulu di bagian kaki sebelum bermanuver lebih ganas, sayangnya ia buru-buru kembali karena ia tidak menjadi nafsu makan setelah melihat banyaknya bawang goreng dibawah sana.

Akhirnya mereka pergi ke sebuah kafe yang terletak di jalan. Cade tampak anusias melihat calon targetnya. Ia mulai turun dan makan dengan tak kasat mata, sekembalinya dari bawah Cade terlihat terbang dengan sangat sempoyongan.

"Ked, nape lu gual geol gitu terbangnya  ?" Tanya Sam

"Kekenyangan bro." Jawabnya singkat.

Akhirnya merekapun kembali dan membawa cade yang mabuk kepayang dengan cara di setut.

Keesokan harinya mereka mulai beraksi lagi, Cade yang menggemuk masih sempoyongan dan sangat sulit untuk bermanuver, ia mencoba menambah ketingian namun turun lagi begitu seterusnya.

"Bro, ada orok gress banget, itu siapa yang mau?"

Ketika ketiga temannya sedang asik membicarakan target tiba-tiba ...

Brukkkk ...

Seketika Tarkim, Flo, dan Sam terkentut-kentut dan refleks menyalakan HalimuNOS. Cade dihantam oleh tangan kosong seorang ibu muda yang baru melahirkan. Ia terjerembab ke lantai menghadapi akhir hayat yang kini ada didepan mata. Diambilnya Cade oleh si Ibu menggunakan sebuah tisu.

"Ca ca cataflam, my team. Maaf kalo aku punya salah, jika ada hutang tolong hubungi kedutaan."

Dan ...

Ttssss ...

Darah merembes dari balik tisu.

"Caaaaaadeeeeee !!!" teriak Flo dari jauh.

Ia menyalakan halimuNOS hendak menghampiri mayat Cade yang mulai tak berbentuk dan terhimpit diantara lipatan tisu. Namun mata sang ibu ternyata lebih awas dan mampu melihat pergerakan Flo meskipun sudah terbang zigzag. Lalu tiba-tiba ...

Trrrrtttttt ....

Bau gosong mulai tercium. Flo tewas oleh raket listrik, mayatnya garing tersangkut.
.
Tarkim dan Sam kaget dan terkentut-kentut lagi dan langsung kabur dengan ajian halimuNOS. Mereka saling diam dan tampak tak percaya dengan kejadian yang dialami kedua temannya tadi. Semuanya hening, tak ada suara sedikitpun dari keduanya, mereka shock.

"Cataflam telah mati, tidak ada lagi cataflam di dunia ini!" Sahut Sam.

Tarkim pergi untuk melupakan semuanya dengan terbang tak tahu arah begitu juga dengan Sam. Diperjalanan Tarkim bertemu dengan pengembara tua dari negeri seberang yang tengah singgah. Mereka berdua duduk bersebelahan tanpa menyapa.

"Ada apa kisanak murung seperti itu ?" Tanya pengembara tua.

"Dua temanku tewas dibalik tisu dan raket listrik Ki." Timpal Tarkim.

"Lalu apa yang mengganjal di pikiranmu nak ?" Tanyanya lagi.

"Aku ingin balas dendam ki, tapi tidak tahu caranya ?" Jawabnya lagi.

"Apa yang kamu inginkan tidak akan menyelesaikan masalah anakku, itu hanya akan membuat pikiran dan hatimu semakin kotor tak terbendung lagi." Pengembara tua menasihati.

"Lihatlah kepada bangunan itu cari tahu apa yang mereka lakukan lalu kembalilah padaku, aku akan menunggu disini." Suruhnya pada Tarkim.

Tarkim pun mengikuti arahan sang pengembara tua dan pergi menuju bangunan yang dimaksudkan tadi. Ia mulai memperhatikan apa yang manusia-manusia ini lakukan di dalam bangunan ini, dilihatnya dengan seksama dan teliti dengan penuh rasa heran, apa gerangan yang mereka lakukan dengan semua ini. Ia tidak berani mendekat karena masih merasa trauma.

"Apa yang kamu lihat disana nak ?" Tanya pengembara tua.

"Orang-orang yang berdiri jongkok tidur bangun berdiri jongkok tidur ki ?" Jawab Tarkim

"Annaku, ketahuilah mereka sedang menyembah penciptanya, penciptamu, dan penciptaku. Annaku, berbuat baiklah, Jika kau ingin hidup tenang, berbuat baiklah. Ajaklah orang-orang untuk melakukan apa yang kamu lihat dalam bangunan itu, Nisyaca kamu akan merasakan manfaatnya sendiri." Jawab pengembara tua mantap.

"Tapi bagaimana caranya Ki ?" Tanya Tarkim lagi.

"Pakailah ilmu yang kamu dapat saat mengikuti pelatihan dulu, itu akan sangat membantumu melakukan itu semua." Jawab pengembara tua.

Sang pengembara tua pun pamit untuk melakukan perjalanannya kembali meninggalkan sebuah teka teki dalam benak Tarkim. Dalam perjalanan pulang menuju basecamp ia terus memikirkan nasihat dari pak tua tadi dan bagaimana cara melakukan itu semua.

Sesampainya di basecamp setelah menyeduh kopi kapal api sachet, Tarkim menemukan secarik kertas yang ditulis Sam yang isinya pamit untuk pulang kampung. Ia tertawa terbahak-bahak membaca isi surat Sam yang melow dan mendayu-dayu.

"Sam, Sam. Hidup kita singkat bro, manfaatkan sisa umur untuk berbuat baik."

Trrrttttt ...

Hening ...

Darimana Tarkim mendapatkan kata-kata barusan. Tarkim pun heran dan aku pun heran, mungkin kalian para pembaca tau, jawab di kolom komentar ya ?

Malam harinya Tarkim mulai lapar dan hendak mencari makan. Ia menuju sebuah rumah dan mendapati pemilik sebuah pipi yang chubby di kanan kiri tengah tertidur pulas. Tarkim mulai melakukan makan dengan tak kasat mata, halus, masif dan terstruktur. Ia tak mau makan berlebih-lebihan karena tak ingin bernasib sama dengan almarhum Cade.

Manusia pun mulai terganggu, Tarkim pindah menuju pipi sebelah kiri. Tangan sang manusia mulai bereaksi dan Tarkim mulai menyudahi manuvernya kali ini dan mulai menghindar. Tak lama manusia ini melakukan apa yang Tarkim lihat di bangunan yang ditunjuk oleh si pengembara tua tempo hari, berdiri jongkok tidur bangun berdiri jongkok tidur.

"Apa orang ini sedang menyembah tuhannya, ah masa bodoh yang penting aku kenyang." Pikirnya dalam hati.

Di basecamp entah apa yang merasuki Tarkim, hingga dia merasakan ketenangan yang lebih dalam hidupnya. Iapun mulai berusaha memikirkan bagaimana caranya bisa makan sekaligus bermain mengasah kemampuan namun tetap bisa berbuat baik.

Esok harinya menjelang malam, Tarkim mulai kembali mencari mangsa. Kali ini targetnya adalah para penghuni kost. Didalam kamar ia melihat seorang penghuni kost sedang asyik dengan gadgetnya, Tarkim pun mulai bermain-main dengan kemahiranya sebagai pilot berlisensi A. Awalnya Tarkim hinggap di tangan, lalu berpindah-pindah sesuka hati kesana kemari hiraukan semua masalah dimuka bumi ini. sunggokong aisin dahaaaaa ... wasunggokong isin dahaaaa.

Setelah puas bermain-main, ia mulai bermanuver di area wajah, memanas-manasi dengan raungan suara sayapnya tepat didepan telinga. Manusia ini pun gerah dengan aksi Tarkim dan mulai mengibas-ngibaskan tangannya. Tak puas dengan respon tersebut Tarkim mulai beraksi lebih gila dengan mempermainkan manusia ini menggunakan plakngerang style.

Mula-mula Tarkim terbang rendah dan santai namun tetap waspada dengan tombol HalimuNOS di badannya. Akhirnya si manusia pun melepaskan gadgetnya dan mulai memangsa Tarkim. Diikutinya nyamuk bernama tarkim ini dengan hati-hati, sorot matanya tajam tanpa suara melirik pergerakan Tarkim.

Plakkkk ....

Tangan si manusia menampar pipinya sendiri. Tarkim tertawa terbahak-bahak melihat kejadian tersebut. Ia terbang kesana kemari dengan penuh kemenangan sementara si manusia terlihat memendam amarah luar biasa.

"Mana ni nyamuk. Nantangin gue dia!" Si manusia ngomel-ngomel.

Tarkim pun kembali, kali ini ia muncul tepat dihadapan wajah si manusia yang sedang dilanda emosi ini. Melihatnya tepat didepan mata membuat mimik wajah licik manusia ini pun keluar.

"Disini kau rupanya hah, nantangin gue lu ya !" Gumamnya dalam hati.
Tarkim masih tetap terbang rendah, tangan si manusia mulai memasang kuda-kuda untuk memangsanya. Semakin tinggi kedua tangan diangkat dan ...

"Astaghfirulloh Aladzim, gue belum sholat." Kata manusia tersebut.

Wusss ...

"Itu maksud gw bro, sana solat dulu." Tarkim pun hilang dan terbang dengan HalimuNOSnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

| Designed by Colorlib